Sistem kalender Tiongkok masih digunakan sampai saat ini, spesialnya oleh warga Tionghoa. Kalender Imlek digunakan buat memastikan hari besar Imlek ataupun hari besar yang lain.
Bagi sejarah yang terdapat, yang dikutip dari Zenius. net kalender Tiongkok sudah terdapat semenjak 3. 500 tahun kemudian. Kalender Tiongkok mempunyai sejarah yang panjang sampai kesimpulannya banyak tersebar di bermacam negeri di dunia tercantum Indonesia.
Sejarah Imlek serta Kalender Cina
Bagi bahasa Hokkien,‘ imlek’ mempunyai makna‘ kalender bulan’. Sehingga bisa dimaksud kalau tahun baru Imlek ialah tahun baru yang dihitung bersumber pada kalender bulan. Hitung konversi masehi ke imlek 2023 di sini.
Berawal dari masa Dinasti Xia( 2070- 1600 Saat sebelum Masehi) kala itu belum ditemui perlengkapan buat mengamati bulan. Sementara itu para petani pada masa itu memerlukan strategi buat memastikan waktu yang pas buat membajak, menabur benih, menanam, sampai panen.
Setelah itu timbul suatu pemikiran kalau petani memerlukan waktu 29, 5 hari buat pergantian bulan baru, serta 12 putaran bulan memerlukan 354 hari. Dari pemikiran tersebut setelah itu timbul kalender bulan.
Dinasti Shang( 1600- 1046 SM)
Pada masa Dinasti Shang, kalender bulan masih digunakan. Kala itu warga sudah memahami perayaan Imlek. Mereka mempunyai tradisi spesial dalam menyongsong tahun baru. Warga mengadakan upacara pengorbanan buat menghormati dewa serta leluhur pada dini ataupun akhir tiap tahun.
Dinasti Zhou( 1046–256 SM)
Pada dinasti lebih dahulu Imlek senantiasa dirayakan dengan terdapatnya upacara. Setelah itu pada Dinasti Zhou mulai timbul sebutan Nian( tahun). Kerutinan warga pada masa tersebut dalam menyongsong Imlek merupakan dengan mempersembahkan korban kepada leluhur ataupun dewa, serta menyembah alam buat memberkati panen pada pergantian tahun.
Dinasti Han( 202 SM- 220 Meter)
Perayaan Imlek terus berlangsung sampai masa Dinasti Han. Apalagi pada masa Dinasti Han ini mulai diresmikan bertepatan pada festival, hari awal bulan awal dalam kalender lunar Cina. Perayaan jadi terus menjadi meriah dengan terdapatnya tradisi membakar bambu buat membuat suara retak yang keras.
Dinasti Wei serta Jin( 220–420)
Pada masa Dinasti Wei serta Jin perayaan Imlek tidak cuma dicoba dengan metode menyembah dewa serta leluhur. Pada masa ini warga mempunyai Kerutinan keluarga berkumpul buat mensterilkan rumah, makan malam, serta tidur sampai larut malam.
Dinasti Tang, Song, serta Qing
Perayaan Imlek jadi terus menjadi meriah pada masa Dinasti Tang, Song, serta Qing. Warga mulai mempunyai Kerutinan baru yang membuat Imlek jadi terus menjadi meriah.
Pada masa ini, warga bahagia menyalakan petasan, mendatangi sanak kerabat serta sahabat, dan makan hidangan siomay. Seluruh perihal tersebut merupakan bagian berarti dalam perayaan Imlek.
Tidak hanya itu, terdapat pula aktivitas lain yang tidak kalah meriah serta menghibur. Antara lain terdapatnya pertunjukan tarian naga serta singa sepanjang Pameran Kuil serta pertunjukan lampion.