Mengenal Perbedaan Gaji dan Take Home Pay, Bagaimana Cara Menghitungnya ?

Ketika mendengar istilah take home pay, tidak bisa dipungkiri bahwa banyak orang yang akan menganggapnya sebagai gaji. Namun perlu dipahami bahwa kedua hal tersebut pada dasarnya merupakan dua hal yang berbeda. Dimana anda bisa menghitungnya dengan mudah menggunakan bantuan software akuntansi. Namun apa sebenarnya perbedaan gaji dan take home pay ? Yuk cari tahu.

Apa Itu Take Home Pay ?

Bila didefinisikan, take home pay berarti pembayaran upah yang diterima oleh karyawan. Dimana perhitungannya yaitu dengan menghitung penghasilan tetap dan penghasilan tambahan yang dipotong komponen pengurangan gaji. Lebih sederhana, take home pay adalah gaji bersih atau jumlah gaji yang dibawa pulang oleh pekerja.

Karena take home pay merupakan jumlah total yang akan dibawa oleh karyawan, maka angkanya tentu sangat penting. Sebab jumlah tersebut merupakan uang aktual yang tersedia bagi karyawan. Ini adalah total pendapatan kotor yang dikurangi semua potongan seperti iuran jaminan sosial, asuransi kesehatan, pajak penghasilan, hingga dana pensiun.

Apa Perbedaan Take Home Pay dan Gaji ?

Supaya lebih mudah menghitung take home pay dengan software akuntansi, mari memahami perbedaannya dengan gaji. Dilihat dari pengertiannya, sepertinya anda sudah cukup mendapat gambaran terkait hal ini. Ya, gaji adalah jumlah yang disepakati dalam kontrak kerja dan biasanya bisa disebut dengan istilah gaji kotor.

Namun jumlah gaji tersebut bukan benar benar nominal yang akan dibawa pulang oleh karyawan saat hari gajian tiba. Jumlah yang akan diterima disebut sebagai take home pay, yang mana nominalnya sudah dikurangi oleh beberapa komponen. Seperti tunjangan, pajak, hingga kontribusi sukarela yang dipotong dari gaji. Itulah perbedaan antara take home pay dan gaji.

Cara Menghitung Take Home Pay

Cara menghitung take home pay pada dasarnya menggunakan rumus (pendapatan rutin + pendapatan insidental) – (PPh 21 + potongan BPJS + potongan lainnya). Namun potongan lainnya yang dimaksud bisa berbeda tergantung kebijakan masing masing perusahaan. Biasanya semua informasi terkait hal ini akan dicantumkan dalam kontrak kerja.

Contoh cara menghitung take home pay, Katsuki memiliki gaji pokok sebesar Rp. 15.000.000. Pada bulan Maret, ia berhasil melampaui target penjualan dan mendapat bonus penjualan sebanyak satu kali gaji atau Rp. 15.000.000. Yang mana Katsuki mendapat potongan pinjaman karyawan di perusahaan sebesar Rp. 500.000, dan iuran potongan BPJS Ketenagakerjaan serta BPJS Kesehatan Rp. 90.000 dan Rp. 280.000.

Berapa Take Home Pay yang akan diperoleh Katsuki ? Maka bisa langsung dimasukkan ke dalam rumus, menjadi (Rp. 15.000.000 + Rp. 15.000.000) – (Rp. 280.000 + Rp. 90.000 + Rp. 500.000) = Rp. 29.130.000. Sehingga pada bulan Maret, Katsuki akan menerima upah yang dibawa pulang sebesar Rp. 29.130.000. Lebih mudahnya, anda bisa menghitung take home pay secara otomatis menggunakan software akuntansi.

Itu dia perbedaan antara gaji dan take home pay, jadi pada dasarnya memang sama sama upah yang diberikan kepada karyawan. Namun take home pay ini mengacu pada nominal yang dapat dibawa pulang oleh karyawan alias gaji bersih. Jika ingin perhitungannya lebih mudah, perusahaan dapat mengandalkan accounting software dari Soltius Indonesia.