Indonesia miliki potensi gas yang sangat melimpah. Namun sayang, untuk mendorong produksinya pemerintah masih terhalang pada infrastruktur dan termasuk pasar yang dapat menyerap gas tersebut.
Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Migas Indonesia (Indonesian Petroleum Association/ IPA) Marjolijn Wajong mengatakan, di mata investor, proyek gas sebenarnya cukup menarik gara-gara jadi tidak benar satu energi bersih dan kini banyak pihak yang melacak sumber energi bersih.
Oleh gara-gara itu, menurutnya sudah seharusnya perhatian pemerintah tidak hanya tertuju pada minyak, namun termasuk bagaimana bisa mendorong memproduksi dan penyerapan gas di di dalam negeri.
Marjolijn menyebut pada penawaran lokasi kerja (WK) atau blok migas baru, kebanyakan prospeknya adalah gas. Untuk itu, dia merekomendasikan supaya pemerintah miliki rancangan dan program strategis untuk menyerap gas, andaikata dengan sebabkan sentra industri dengan Flow Meter Solar di sekitarnya, supaya bisa menyerap gas tersebut.
“Investor saat ini suka melacak gas gara-gara energi bersih. Alangkah baiknya pemerintah miliki rancangan andaikata sentra industri yang tersedia di lebih kurang situ untuk bisa menyerap gasnya
Lebih lanjut dia mengatakan, jika pemerintah di dalam menawarkan blok migas dibarengi dengan sentra-sentra yang dapat menyerap gas, maka dapat jadi lebih laku.
“Jangan menawarkan saja, namun tidak mengerti market-nya, apalagi keekonomiannya mepet,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Divisi Manajemen Proyek dan Pemeliharaan Fasilitas SKK Migas Lucky Yusgiantoro mengakui bahwa mengenai dengan memproduksi gas kudu tersedia sinergi dengan pembeli. Tidak hanya memperkirakan pasokan, namun termasuk kudu memperkirakan keinginan di dalam saat bersamaan.
“Harus disinkronkan dengan pencarian segi hilir konsumen. Banyak perihal yang bisa dilakukan,” tuturnya.
Ke depan, imbuhnya, pasokan dan keinginan gas dapat berfluktuasi, naik dan turun. Banyaknya risiko ke depan kudu diidentifikasi, tidak hanya berasal dari segi hulu namun termasuk berasal dari segi hilir.
“Hulu dan hilir kudu duduk dengan dan jalan bersama. Sinergi tidak hanya hulu, namun segi hilir,” ujarnya.