Likes – oke ikhlas ya.. terjemah bebasnya yaitu melakukan apapun atau menerima apapun hanya untuk mengharap Ridho Alloh. orang yang ikhlas hidupnya akan lebih ringan, tanpa beban, bahagia, dan gak ngoyo. Karena dia sadar bahwa apapun yang terjadi itu adalah yang terbaik untuk dirinya dan walaupun sulit dan berat pasti ada hal indah atau hikmah di kemudian hari yang bisa disyukuri.
Ikhlas ini selain membuat hidup si pelakunya lebih ringan, tanpa beban, dsb tapi juga membuat psikis atau jiwa si pelakunya menjadi tentram dan damai. Dalam ilmu psikologi ada dua isyilah yang digunakan seseorang saat menghadapi masalahnya, yaitu defense mechanism dan coping mechanism. Apa sih itu? Jadi ada orang-orang yang sedang ditimpa suatu masalah atau musibah mengatasinya dengan defense mechanism yaitu menjadikan masalah itu hilang dengan melupakan, membiarkannya selesai seiring berjalannya waktu tanpa ada penyelesaian. Jadi sebenarnya masalah itu masih ada di dalam jiwa si pelakunya. Terus, ada juga orang yang dalam menyelesaikan masalahnya dengan cara coping mechanism, yaitu menyelesaikan masalahnya dengan benar-benar menyelesaikannya, dengan mencari solusi, menghadapi risiko, menanggung konsekuensi. Sehingga masalah itu benar-benar selesai dan tidak ada di dalam dirinya.
Dari kedua cara itu mana yang benar? Keduanya benar sebenarnya. Tapi yang lebih baik dan tepat adalah cara coping mechanism, dengan cara ini membuat jiwa kita menjadi sehat karena tidak ada hal buruk yang sedang kita simpan dalam diri kita. kalau cara defense mechanism, sesekali boleh kita lakukan kalau memang masalah itu sangat berat dan tidak menemukan solusi. Tapi tidak boleh selalu kita gunakan, karena apa? Kalau sering kita gunakan, hal-hal negatif akan banyak yang tersimpan dalam jiwa kita yang suatu saat nanti saat jiwa kita benar-benar sudah tidak mampu menopangnya atau menampungnya, ia akan keluar ke permukaan. Dan itu bentuknya bukan biasa-biasa saja, melaikan sebuah gangguan jiwa yang sangat menyeramkan. Kalau dalam bahasa kedokteran jiwa dapat disebut sebagai waham, halusinasi, dan lain sebagainya.
Sebagai contoh, di rumah sakit jiwa banyak pasien gangguan jiwa dengan berbagai latar belakang munculnya gangguan jiwa tersebut. Ada yang gara-gara pernah dibully oleh temannya, ada yang karena gak kuat mengerjakan skripsi, ada yang karena ibu atau bapaknya meninggal, ada yang karena gak lolos dalam seleksi sebuah pekerjaan. Dari hal tersebut jelas terlihat ada satu masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh seorang tersebut. Dia gak bisa mengatasi masalah tersebut. Hingga muncul gangguan jiwa tersebut pasti tidak membutuhkan waktu yang singkat. Waktu nya pasti sangat panjang. Di awal-awal mungkin biasa saja, ia hanya menyembunyikan masalahnya, membiarkannya, dan melupakannya, tanpa pernah mencari solusi, hingga lama-kelamaan masalah itu menumpuk dan semakin berat tapi tetap diatasi dengan cara yang sama yaitu memendam dan melupakan hingga suatu saat tanpa sadar ia akan keluar dalam bentuk yang sangat mengerikan yaitu salah duanya waham dan halusinasi, yang dalam dunia kedokteran jiwa seseorang yang sudah memiliki waham atau halusinasi dapat dikatergorikan sebagai seseorang yang memiliki gangguan jiwa.
Jadi agar jiwa kita tetap sehat, mari kita selalu berupaya mengatasi setiap masalah yang hadir dalam hidup kita dengan cara coping mechanism. Kita analisis risiko dan konsekuensinya, kita hadapi dan kita cara solusi serta kita pasrahkan semuanya kepada Tuhan Sang pemilik raga kita dengan kata lain kita ikhlaskan semuanya menurut skenarioNya. Maka dengan begitu jiwa kita akan bersih dan sehat selalu, cmiww