5 Efek Samping Operasi Caesar pada Bayi yang Penting untuk Dipahami

Proses persalinan caesar saat ini banyak dijadikan pilihan. Sebelum menjalani proses operasi ini maka penting juga untuk mempertimbangkan efek samping operasi caesar pada bayi. Selain sang ibu, bayi yang dilahirkan juga memang akan menderita efek samping. Berikut adalah 5 efek samping proses persalinan caesar yang dapat terjadi pada bayi:

1. Gangguan Sistem Pernapasan

Anak yang dilahirkan lewat proses persalinan caesar memiliki resiko besar mengalami gangguan pernapasan. Gangguan ini disebut TTNB atau Transient Tachypnea of the Newborn. Kondisi ini disebabkan oleh adanya cairan di dalam paru-paru sang bayi ketika berada di rahim ibu. Cairan ini tidak bisa terkompresi dengan sempurna karena bayi langsung dikeluarkan secara spontan lewat operasi caesar.

Pada proses persalinan per vaginam, cairan yang ada di paru-paru bayi bisa terkompresi secara sempurna. Proses kontraksi alami akan mendorong cairan tersebut sehingga akan keluar secara otomatis dari paru-paru bayi. Bayi yang dilahirkan lewat operasi caesar tidak bisa mengalami proses ini sehingga risiko gangguan pernapasan meningkat.

2. Peluang IMD Rendah

Proses operasi caesar akan memperkecil kemungkinan bayi menjalani proses IMD. IMD merupakan inisiasi menyusu dini yang sangat penting bagi bayi maupun ibu. Proses ini dilakukan dengan meletakkan bayi di dada sang ibu dan membiarkannya mencari puting sebagai respon alami.

Kesempatan IMD pada ibu yang menjalani persalinan caesar sangatlah kecil. Biasanya kondisi ibu masih di bawah pengaruh anestesi dan bayi pun harus segera diberi tindakan untuk membantu proses pernapasannya berjalan baik. Hal-hal ini menyebabkan peluang IMD pada bayi persalinan caesar sangat minim meskipun memang pada beberapa ibu masih bisa dilakukan proses IMD.

3. Risiko Penyakit Asma

Bayi-bayi yang dilahirkan lewat operasi caesar memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita penyakit asma. Kondisi ini juga dipengaruhi oleh adanya gangguan pernapasan yang dialami saat bayi baru saja dilahirkan. Masalah pernapasan ini bisa terus berlanjut ketika bayi tumbuh besar, salah satunya terjadi dalam bentuk penyakit asma.

Penelitian terhadap fakta ini dilakukan di Belanda dan Norwegia. Disebutkan bahwa anak-anak yang lahir lewat persalinan caesar memiliki risiko penyakit asma yang lebih tinggi. Namun kondisi ini tetap dipengaruhi oleh tubuh masing-masing anak dan tidak bisa dipandang sama.

4. Imunitas Rendah

Efek samping operasi caesar pada bayi selanjutnya adalah imunitas tubuh yang rendah. Bayi yang dilahirkan lewat persalinan per vaginam diketahui punya daya tahan tubuh yang lebih matang. Hal ini disebabkan bayi keluar dari rahim ibu melalui proses yang lama. Tubuh bayi juga akan kemasukan kuman dan mikroba floral yang ada di jalan lahirnya. Proses ini ternyata membantu memperkuat sistem imunitas tubuh sang bayi.

Pada proses persalinan caesar hal ini tidak terjadi. Oleh sebab itu sistem imunitas tidak terbentuk secara alami dan bisa memperbesar bayi mudah sakit saat sudah tumbuh besar nanti. Meskipun memang imunitas tetap akan ditentukan oleh kondisi tubuh dan asupan gizi yang diberikan oleh orang tua.

5. Rentan Alergi

Bayi dari proses persalinan caesar juga disebutkan lebih rentan menderita alergi. Hal ini salah satunya disebabkan oleh pemberian ASI yang tidak bisa dilakukan secepat mungkin. Selain itu bayi dari proses operasi caesar juga biasanya akan menerima suntikan antibiotik untuk mencegah kemungkinan infeksi. Hal ini juga ternyata dapat meningkatkan risiko alergi pada tubuh bayi.

Itulah 5 efek samping operasi caesar pada bayi yang penting untuk dipahami. Namun perlu diketahui bahwa pada dasarnya baik persalinan caesar maupun per vaginam sama-sama punya risiko. Ibu tak perlu overthinking dan ikuti saja arahan dokter untuk memilih cara persalinan terbaik demi keselamatan ibu sekaligus bayi.